Dr. Muslih Abdul Karim, MA
Nama beliau adalah Muslih Abdul Karim As- Samidi, jadi Muslih adalah nama beliau. Kemudian Abdul Karim adalah nama Bapak beliau dan As-Samidi adalah nama keluarga. Keluarga As-Samidi saat ini terdiri kurang lebih 400 orang. Lahir di Lamongan 15 Maret 1954 anak terakhir dari 8 bersaudara, lahir daari pasangan H. Abdul karim dan Hj. Tasyrifah. Alhamdulillah saat ini beliau sudah berkeluarga dengan Umi Hj. Rodhiyah Umar, kemudian Allah berikan keturunan pada beliau sebanyak 9 anak yang terdiri dari 4 laki-laki dan 5 perempuan, 4 diantaranya lahir di Arab Saudi.
Pada masa kecil, tepatnya di umur 2 tahun beliau telah menjadi anak yatim dan diasuh oleh ibunya. Alhamdulillah dengan penuh keikhlasan dan jiwa yang besar akhirnya beliau bisa melanjutkan pendidikannya di tingkat Madrasah Ibtidaiyah di kampungnya, jadi bila ada kegiatan keagamaan pusatnya itu di rumahnya beliau contohnya ketika ada renovasi di Madrasah Ibtidaiyahnya, maka pembelajaranpun dipindah kerumah beliau karena rumah beliau termasuk dalam skala rumah yang cukup besar.
Setelah mengenyam Pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah di Lamongan, beliau melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren
Al Fattah Siman Lamongan pada tahun 1968 selama kurang lebih 2 tahun, kemudian ada banjir dari Bengawan Solo sehingga banyak yang tenggelam, akhirnya beliau pindah ke Pondok Pesantren Langitan tahun 1969, di Langitan kurang lebih 6 tahun Bersama dengan KH. Abdul Hadi orang tua dari KH. Abdullah Faqih dan kakak kandung dari KH. Ahmad Marzuk. Keistimewaan disana salah satunya adalah dalam bidang Fiqih dan Nahwu Shorofnya maju sehingga banyak santri yang bisa hafal kitab dengan mudah, contohnya kitab Alfiyah, Ibnu Malik, dan Abu Mas’ud itu modal untuk bisa mengusai kitab-kitab yang berbahasa Arab lainnya, dan beliau mudah memahami ilmu arab itu di Langitan.
Kemudian di tahun 1976 beliau mulai merantau di Lampung dan menjadi pengajar di Pondok Pesantren Darussalam di Tegineneng di Lampung selama kurang lebih 2 tahun. Kemudian mendapat informasi adanya LPBA ( Lembaga Pengajaran Bahasa Arab ) Saudi Arabia di Jakarta. Beliau langsung di terima di semester 4, lalu belajar selama 4 bulan dan langsung mendapat beasiswa di Saudi Arabia.
Beliau mulai tinggal di Saudi Arabia sejak tahun 1982, beliau menyelesaikan Pendidikan S1 di Universitas Ushuluddin jurusan Al-Qur’an dan Ilmu Al-Qur’an dari tahun 1982-1985, ketika S1 beliau mendapatkan nilai Mumtaz (A+) dan mendapatkan uang sejumlah 1000 real setiap semesternya. Tahun 1985-1990 beliau melanjutkan S2 dengan tesis kajian kitab Az Ziyadah Wal Ihsan fi Ulumul Qur’an karya Ibnu Aqilah Al Makki, kitab ini merupakan salah satu kitab besar yang telah dikaji oleh 5 orang yang sekarang sudah menjadi Doktor yaitu, Doktor Farhat Al Abbas dari Saudi Arabia, Doktor Ibarahim Al Mahmud dari Saudi Arabia, Doktor Muhammad Soffa Haqqi dari Suriah, Doktor Khalid Al Lahim dari Saudi Arabia, dan yang terakhir adalah beliau sendiri, saat ini bukunya sudah di cetak sebanyak 10 jilid. Ketika beliau menulis tesisnya, kurang lebih ada 2000 halaman berbahasa Arab. Tahun 1990-1995 beliau langsung melanjutkan S3 disana dengan desertasinya, Isa as. Di dalam Al Qur’an. Jadi beliau tinggal di Saudi Arabia selama 13 tahun, yaitu dari tahun 1982-1995.
Tahun 1997 beliau mulai aktif mengajar di LIPIA ( Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab ), juga di UIN ( Universitas Islam Negeri ) Jakarta pascasarjana selama 13 tahun. Kemudia beliau juga mengajar di PTIQ ( Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran ) Pascasarjana selama 13 tahun, beliau juga menjadi dosen tetap di UNU ( Universitas Nahdhatul Ulama ) Solo Jawa Tengah. Dan juga dosen pascasarjana di IIQ ( Institut Ilmu Al Quran ) Jakarta. Selain menjadi dosen, beliau juga menjadi pembimbing Travel GSM ( Gema Shafa Marwa ) , Travel Hasanah, dan Travel Mahkota. Kemudian beliau juga menjadi ketua dewan Syari’ah Majelis Az Zikra Arifin Ilham, Anggota Majelis Syuro IKADI ( Ikatan Dai Indonesia ) Ketua Umum MAPADI ( Majelis Pesantren dan Ma’had Indonesia ), dan Anggota Dewan Syari’an di PKS ( Partai Keadilan Sejahtera ).
Mulai tahun 1996 sampai 2006, beliau merintis pondok pesantren yang kemudian diresmikan pada tahun 2006 dengan nama BQ ( Baitul Qur’an ). Alhamdulillah pondok pesantren ini berkembang pesat dan berhasil membuka berbagai cabang di Indonesia antara lain, El-Tahfidz Nurul Fikir Bogor pada tahun 2007, BQ Sragen pada tahun 2008, BQ Lamongan Jawa Timur pada tahun 201, BQ Simalungun Sumetara Utara, BQ Pekan Baru Riau, BQ Menggala Lampung, BQ Gunung Kidul Yogyakarta, BQ Cirata Purwakarta, BQ Subang, BQ Tasikmalaya dan BQ Cikampek.
Karya tulis yang telah dihasilkannya antara lain :
- Tesis A2 nya berjudul Az-Ziyadah Wa Ihsan fi Ulumil Qur’aan
- Desertasi S3 nya berjudul Isa dalam Al Qur’an
- Mutiara-mutiara surah Yasin
- Keajaiban Nafkah Suami
- Tafsir Kontemporer
- Terjemah Buku Dr. Salman bin Fahd Al ‘Audah dengan judul Haji Mudah dan Menyenangkan